Subscribe RSS

KITA boleh iri melihat sosok Dr Tan Tjiauw Liat. Bukan hanya fisiknya yang segar, sehat, dan lincah (tinggi 167 cm/berat 59 kg) tapi daya ingatnya juga luar biasa. Selama wawan­cara dua setengah jam, ia membuka lebih dari 10 buku, di antaranya How To Use Glutamine to Strengthen the Immune System, Improve Muscle Mass & Heal the Digestive Tract, The Anti-aging Zone, dan Water Cures: Drugs Kill untuk menunjukkan latar belakang pendapat­nya. Buku-buku tersebut hanya sebagian kecil dari koleksi buku yang berjajar rapi di dalam lemari bukunya.

Saya benar-benar kagum pada dokter berusia 76 tahun itu. la bukan hanya ingat warna cover buku, judul, atau tempat buku itu disimpan, melainkan hafal di luar kepala isi buku-buku itu. Mulai dari alinea, kalimat, yang sudah diberi dua garis dengan tinta merah, sampai kata per kata!. Luar biasa....


Begitulah pendapat Emma Madjid tentang  sosok Dr Tan Tjiau Liat saat mewancarainya pada tahun 2007 di rumahnya di bilangan Pluit Jakarta.

Apa rahasianya sehingga Dr Tan bisa demikian sehat, tidak pikun pada usia yang sudah uzur itu ?

Ya. kuncinya terletak pada pola makan dan gaya hidup. Menurut Dr Tan (dokter lulusan FKUI tahun 1958 dan spesialis radiologi) :"Unsur genetika spesies manusia yang dibawa DNA-nya pada kenyataannya tidak pernah berubah sejak zaman purba hingga kini; bahkan di masa mendatang,"  Yang berbeda adalah yang ada di sekeliling kita, sebagai hasil dari kecerdasan manusia dan olah teknologi. Ini yang mempengaruhi cara hidup manusia dan cara mengelola hidup termasuk makanannya, serta bagaimana tubuh bereaksi terhadap apa yang dikonsumsi.

Gen (pembawa sifat keturunan yang terdapat pada inti sel) adalah rangkaian gugusan DNA yang tidak mungkin mengalami perubahan dalam waktu singkat. Perubahan pada struktur gen membutuhkan waktu ribuan tahun lamanya akibat paparan (ter-expose) oleh lingkungan yang juga telah berubah dalam kurun waktu sekian lama.

Banyak bukti antropologis (bukan hanya dari sisi medis) yang menjelaskan bahwa penyakit yang muncul saat ini adalah sebagai akibat pola makan, gaya hidup, dan paparan lingkungan. Yaitu karena manusia sudah jauh melenceng ke luar dari rel sebagaimana alam.

Hidup di zaman sekarang tidak bisa terlepas dari polusi, dan kepungan penyakit yang membuat kita mudah sakit. Bagaimana mengantisipasinya? "Pertama insulin harus dikontrol, dan yang kedua pola makan kita harus mengikuti pola makan manusia purba. Manusia purba tidak mengenal api, apalagi kompor dan microwave. Segala sesuatu dikonsumsi secara mentah (raw) dan segar (fresh). Dengan asupan serupa ini tidak heran tubuh akan jauh lebih tahan terhadap segala sesuatu,"

Pola makan :

Pukul 6 pagi makan buah (bukan buah manis tinggi fruktosa seperti pepaya, pisang atau mangga ranum)

Pukul 12 malam-pukul 12 siang terjadi siklus pembuangan, sebaiknya perut tidak diisi dengan makanan berat.

Siang hari, makan sayur satu baskom (brokoli, selada, paprika kuning, tomat, dan mentimun yang dipotong-potong) yang ditambah jahe, kunyit, masing-masing ukuran satu jari, dan satu siung bawang putih.

Makan sayur mentah saja, apakah tidak lapar? "Tentu saja tidak, karena komposisi sayuran bermacam-macam, kondisi ini menjamin" plant-based food" tetap prima sebagai sumber kalori dan energi. Masih di­tambah bawang bombai, aneka sprouts (se­jenis taoge). Kalau masih lapar saya menggado tomat dan mentimun.

Minuman :

Minum air putih. Seberapa banyak kita minum air putih per hari? Ukurannya yaitu sampai urine kita tidak berwarna. Urine yang sehat adalah yang bening seperti air ledeng, tidak boleh berwarna.

Makanan yang perlu dibatasi :

Batasi makanan yang mengandung gula seperti beras, terigu, kentang, umbi-umbian, serta wortel (yang dimasak sebagai sup atau dijus). Wortel yang dijus akan menjadi air gula. Artinya kalau kita minum jus wortel sama dengan kita minum air gula. Segala buah yang manis juga mengandung gula. Pemanis dalam bentuk artifisial, seperti aspartam, sakarin, lebih berbahaya daripada gula.


Catatan tambahan :

Terhadap pasiennya yang berpenyakit berat, Dr Tan hanya menganjurkan makan tomat dan mentimun, tidak pernah memberikan obat-obatan kimia. Hasilnya hanya dalam waktu tiga hari atau seminggu, kondisi kesehatan mereka mengalami kemajuan. Mengapa? Karena sayuran mentah adalah makanan yang sesuai dengan DNA kita.


Tidak salah kalau dicoba.. ^_^

0 comments to “Pola makan yang benar ala Dr Tjan Tjiau Lat”